KOLAKA, SK – Sebanyak 32 unit lods di Pasar Bokeo Laduma Kelurahan Dawi Dawi, Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara itu dianggap mubasir alias tidak bermanfaat lantaran lods yang dibangun dua tahun lalu itu hingga kini masih kosong lantaran belum digunakan berjualan.
Pedagang di pasar Pomalaa bernama Asis yang ditemui menyesalkan sikap pemerintah yang terkesan membiarkan lods pasar tersebut terbengkalai dan tak dimanfaatkan.
“Kami bersama sejumlah pedagang disini sangat menyayangkan tidak digunakannya lods tersebut. Padahal seandainya lods tersebut dimanfaatkan, hadirnya lods pasar tersebut bukan hanya menguntungkan bagi masyarakat yang ingin menjual, tetapi juga menguntungkan bagi pemerintah dari sektor pendapatan retribusi pasar,” jelas Asis
Pedagang di pasar yang sama ibu Arnes bahkan menilai pembangunan lods pasar tersebut dinilai sia sia dibangun karena tidak dimanfaatkan.
“ Seandainya lods tersebut dibagikan kepada masyarakat yang ingin menjual maka pasti lods tersebut sudah berfungsi. Tapi ini yang memiliki lods tersebut malah tidak membuka lods mereka. Ini yang harus pemerintah evaluasi lagi,” terang pedagang.
Kepala Pasar Bokeo Laduma Kelurahan Dawi-Dawi, Pomalaa, Samsuar, yang dikonfirmasi membenrkan belum dioperasikannya 32 lods di pasar Pomalaa itu. dirinya mengatakan bahwa alasan belum digunakannya 32 lods pasar tersebut lantaran belum ada perintah dari pimpinan dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kabupaten Kolaka.
“ Memang benar ada sejumlah warga yang menanyakan kepada saya alasan lods pasar tersebut tidak dibuka. Dengan dasar tersebut, saya bersurat kepada Disperindag Kolaka dalam menyampaika keinginan masyarakat untuk memanfaatkan lods itu berjualan dan mendapat respon dari dinas agar lods tersebut diaktifkan. Hanya saja pemilik lods tersebut memang belum mau membuka lods mereka,” kata Samsuar.
Sebagai Kepala Pasar Laduma, kata Samsuar, dirinya mengakui bahwa dengan tidak dioperasikannya sejumlah lods pasar tersebut sangat mempengaruhi jumlah setoran PAD dari retribusi pasar.
“ Memang seandainya 32 lods pasar itu digunakan akan menambah jumlah setoran retribusi kami ke kas pemerintah daerah. Bisa dibayangkan jika dalam sebulan 32 lods tersebut bisa menghasilkan PAD hampir 3 juta rupiah, maka akan menambah PAD Pasar Laduma yang selama ini. Untuk itu saya meminta agar pemilik 32 lods tersebut segera mengatifkan lods mereka, dan jika memang para pemilik lods tersebut tidak mampu membuka lodsnya maka segera melaporkan diri kepada pemerintah dalam hal ini Dinas Perindag Kolaka,” terang Cua panggilan lelaki berkeca mata ini.
Sekedar diketahui 32 lods Pasar Laduma Pomalaa dibangun menggunakan dana corporate social responsibility (CSR) PT Antam pada tahun 2020 dengan jumlah anggaran Rp. 2,4 miliar. setelah pembangunannya selesai, lods pasar tersebut diserahkan ke Pemerintah Daerah Kabupaten Kolaka. (ab).