![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3FmQqp6U2g7FBWglnZItG5262intvoRSAxV4X5d-VJT1FqMXy-_xcgXlWmZQdKiReMZF9x1ad4AB75XYizWAkiWA_Ufzxjzs5y_XjmCznEmUMLgfafQZRALQPMUgyGb0jtxxf7j3Lom_t/s320/Jalan+Towua.jpg)
Warga Towua, Jafaruddin yang ditemui menyayangkan kondisi jalan yang ada di desanya itu yang cenderung terabaikan tanpa perbaikan. Padahal menurut dia, akses tersebut sangat diharapkan bagi warga selama ini, termasuk warga yang akan menunju desa lainnya yang ada di wilayah itu.
"Kami juga heran, kenapa jalur ini seakan dibiarkan dengan kondisi rusak tak diperbaiki, padahal ini jalan bukan lagi sifatnya jalan alternatif, namun sudah menjadi jalan utama bagi kami di desa ini, bahkan bukan hanya kami disini, warga lain dari Kolaka yang mau ke desa tetangga terdeka akan lewat sini. Sayangnya mungkin sudah sekitar
dua puluh tahun sejak dibuat, jalan ini yak pernah diaspal seperti jalan lainnya. Terus terang kami cukup prihatin,"terang Jafar.
Sementara itu, Kepala Desa Towua, Beddu Lahi yang dimintai keterangan terkait jalan di desanya itu menerangkan bahwa hingga saat ini dirinya telah berupaya memfasilitasi ke pemerintah daerah agar jalan tersebut dapat diperbaiki, baik pada saat dilaksanakannya musrembang maupun pada saat digelarnya reses oleh anggota DPRD Kolaka.
"Memang masih ada kendala di lapangan dalam memperbaiki jalan tersebut, yakni adanya permohonan konpensasi dari warga pemilik tambak yang tambaknya terkena pelurusan jalan. Menurut warga, jika jalan tersebut diluruskan maka akan mengurangi tambak warga yang selama ini menjadi sumber mata pencaharian mereka, apalagi tambak tersebut saat ini dalam status dikontrakkan ke pihak lain. Makanya untuk tidak menambah kerugian bagi pemilik tambak, mereka memohon agar pemerintah daerah kolaka dapat memberikan kompensasi sebagai pengganti dana kontrak tambaknya yang saat ini masih dikuasai oleh pihak lain. Selain kompensasi itu, warga juga berharap agar sisa lahan tambak yang sudah tak bisa digunakan lagi agar ditimbun saja agar bisa dijadikan lahan perumahan, itu saja,"jelas Beddu Lahi.
Kades Towua ini juga berharap agar jalan penghubung di desanya itu patut mendapat perhatian yang serius dari pemerintah daerah, sebab di ujung jalan tersebut yakni di baypass Kolaka Dawi-Dawi terdapat sarana rekreasi yang dibangun oleh pemerintah yaitu taman mangrove. Selama ini pengunjung taman mangrove terlihat sepi lantaran kondisinya berdebu yang berasal dari jalan tersebut.
"Jika jalan tersebut sudah diaspal, pasti taman mangrove lebih banyak pengunjungnya karena bebas debu yang berasal dari jalan penghubung ini. Ini juga menjadi salah satu alasan kenapa jalur ini perlu diperbaiki secepatnya,"kata Beddu Lahi. (ad)