Suara Kolaka--- Orang berjualan bunga atau kembang tabur untuk kepentingan ziarah atau pemakaman sudah biasa. Menjadi tidak biasa, ketika tempat usaha itu diberi nama Warung Makanan Roh Halus.
Kios itu berlokasi di tepi Jalan RE Martadinata Yogyakarta. Sekalipun baru seperempat abad menyandang nama Warung Makanan Roh Halus, kios kembang itu sudah berdiri lebih dari 40 tahun lalu.
"Saya dan suami hanya meneruskan usaha ibu mertua saya," ujar Tri Waryanti, Selasa (23/1/2018).
Sebelum berlabel Warung Makanan Roh Halus, Sujilah Kasmirin sudah berjualan bunga tabur dan utuh di tempat itu. Usahanya diteruskan oleh anak laki-lakinya yang bernama Bambang Siswanto.
Tri juga tidak mengetahui secara pasti alasan sang suami menamai tempat usahanya itu dengan Warung Makanan Roh Halus. Ia memperkirakan barang yang dijual berupa kembang setaman dan sejenisnya yang kerap digunakan untuk nyekar atau ziarah ke makam dan ritual.
"Tetapi memang suami saya itu sering aneh-aneh kalau kasih nama, dulu sebelum punya nama Warung Makanan Roh Halus kalau warung tutup dia suka menempel catatan di pintu dengan tulisan sedang pergi ke Irak atau sejenisnya sesuai dengan yang isu lagi hit di zamannya," tutur Tri.
Berjualan perlengkapan ziarah atau ritual tidak lantas membuat keseharian ibu dari empat anak ini penuh dengan hal gaib. Ia hidup layaknya kebanyakan orang dan tidak pernah mengalami pengalaman mistis.
Meskipun demikian, ia tidak menampik terdapat pertanda muncul di warungnya. Jika ada orang meninggal, biasanya ada cicak jatuh di warungnya. Satu cicak jatuh berarti ada satu orang yang meninggal dan kerabatnya datang ke kios itu untuk membeli bunga.
"Kalau ada lima cicak jatuh ya berarti ada lima pembeli yang datang ke Warung Makanan Roh Halus karena ada saudara yang meninggal," ucap perempuan berusia 47 tahun ini.
Nama Warung Makanan Roh Halus tidak terlalu banyak berpengaruh terhadap penjualan bunga di tempat itu. Sebab, kios itu sudah terkenal sejak lama dan memiliki pelanggan tetap.
Sejumlah selebritis dan kerabat Keraton Yogyakarta menjadi pelanggan tetapnya. Roro Fitria, misalnya, setiap kali ke Yogyakarta selalu menyempatkan diri ke Warung Makanan Roh Halus untuk membeli kembang.
"Roro beli kembang untuk nyekar dan ritual," kata Tri.
Kerabat Keraton Yogyakarta biasanya membeli kembang untuk ritual di Selasa dan Jumat Kliwon. Selain itu juga untuk rangkaian prosesi sebelum gunungan keluar dari keraton.
Warung Makanan Roh Halus bisa menjual lima oncot kembang per hari. Oncot yang dimaksud merupakan sebuah tempat menyerupai jaring yang biasa digunakan untuk membungkus bawang merah dan putih. Satu oncot bunga mawar utuh dibanderol Rp 70.000.
Kembang lainnya yang dijual adalah kantil, kenanga, dan melati. Kenanga dan melati dihitung per kilogram dengan harga Rp 100.000 sampai Rp 150.000. Khusus kantil, harganya mahal dijual satuan, yakni Rp 40.000 per 100 biji.
"Kalau pada hari-hari tertentu bisa 15-25 oncot yang terjual, seperti pada Jumat Kliwon dan Jumat Legi karena banyak orang butuh untuk ritual," ujar Tri.
Warung yang buka dari pukul 05.00 sampai 24.00 WIB ini juga menyediakan bunga tabur untuk nyekar atau berziarah. Satu tempat bunga setaman yang berisi campuran kembang dihargai Rp 20.000 sampai Rp 30.000.
Ia tidak menampik sebagian orang di media sosial menilai warungnya musyrik karena memberi makan roh halus. Namun, ia tidak berpikir demikian. Menurut Tri, ini berkaitan dengan kepercayaan seseorang, apalagi sebagian besar ritual berkaitan dengan tradisi masyarakat Jawa.
Kembang untuk ritual bukan sekadar bunga penghias, melainkan memiliki makna mendalam. Kantil dalam bahasa Jawa berarti menggantung yang berarti selalu memiliki hubungan yang erat walaupun sudah berbeda alam.
Mawar menyimbolkan hati menjadi tawar alias tulus. Artinya, menjalani semua hal tanpa pamrih. Kenanga berasal dari kata keneng atau perintah untuk menggapai. Filosofinya, generasi penerus harus mencontoh perilaku baik dan prestasi yang dicapai leluhur.
Melati mengajarkan untuk berucap dan berbicara dari hati. Lahir dan batin harus sinkron dalam berkata dan bertingkat laku.
Sudah dua tahun terakhir, Tri menyimpan kembang di dalam lemari pendingin. Bunga lebih awet dan bisa bertahan sampai tiga hari.
"Kalau dulu belum ada lemari pendingin, biasanya satu hari saja sudah busuk," kata Tri yang mendapat pasokan bunga dari Boyolali ini.
Selain menjual kembang setaman, Warung Makanan Roh Halus juga menyediakan bunga macan kerah yang berfungsi sebagai penolak sawan. Biasanya, bayi atau balita suka rewel mendadak. Sebagian orang percaya itu karena energi yang tidak baik melekat di tubuh sang anak.
Sebagai penawar, mandi air rebusan bunga macan kerah. Satu paket dibanderol Rp 10.000, terdiri dari rempah-rempah seperti temulawak, temugiring, temuireng, dan kunyit, serta daun salam, pandan, serai, daun kelor, bunga setaman. -----Sumber : Liputan6.com, Yogyakarta----
Berparas Cantik Penjual Cilok Tebet Bikin Warganet ..............
Kios itu berlokasi di tepi Jalan RE Martadinata Yogyakarta. Sekalipun baru seperempat abad menyandang nama Warung Makanan Roh Halus, kios kembang itu sudah berdiri lebih dari 40 tahun lalu.
"Saya dan suami hanya meneruskan usaha ibu mertua saya," ujar Tri Waryanti, Selasa (23/1/2018).
Sebelum berlabel Warung Makanan Roh Halus, Sujilah Kasmirin sudah berjualan bunga tabur dan utuh di tempat itu. Usahanya diteruskan oleh anak laki-lakinya yang bernama Bambang Siswanto.
Tri juga tidak mengetahui secara pasti alasan sang suami menamai tempat usahanya itu dengan Warung Makanan Roh Halus. Ia memperkirakan barang yang dijual berupa kembang setaman dan sejenisnya yang kerap digunakan untuk nyekar atau ziarah ke makam dan ritual.
"Tetapi memang suami saya itu sering aneh-aneh kalau kasih nama, dulu sebelum punya nama Warung Makanan Roh Halus kalau warung tutup dia suka menempel catatan di pintu dengan tulisan sedang pergi ke Irak atau sejenisnya sesuai dengan yang isu lagi hit di zamannya," tutur Tri.
Berjualan perlengkapan ziarah atau ritual tidak lantas membuat keseharian ibu dari empat anak ini penuh dengan hal gaib. Ia hidup layaknya kebanyakan orang dan tidak pernah mengalami pengalaman mistis.
Meskipun demikian, ia tidak menampik terdapat pertanda muncul di warungnya. Jika ada orang meninggal, biasanya ada cicak jatuh di warungnya. Satu cicak jatuh berarti ada satu orang yang meninggal dan kerabatnya datang ke kios itu untuk membeli bunga.
"Kalau ada lima cicak jatuh ya berarti ada lima pembeli yang datang ke Warung Makanan Roh Halus karena ada saudara yang meninggal," ucap perempuan berusia 47 tahun ini.
Nama Warung Makanan Roh Halus tidak terlalu banyak berpengaruh terhadap penjualan bunga di tempat itu. Sebab, kios itu sudah terkenal sejak lama dan memiliki pelanggan tetap.
Sejumlah selebritis dan kerabat Keraton Yogyakarta menjadi pelanggan tetapnya. Roro Fitria, misalnya, setiap kali ke Yogyakarta selalu menyempatkan diri ke Warung Makanan Roh Halus untuk membeli kembang.
"Roro beli kembang untuk nyekar dan ritual," kata Tri.
Kerabat Keraton Yogyakarta biasanya membeli kembang untuk ritual di Selasa dan Jumat Kliwon. Selain itu juga untuk rangkaian prosesi sebelum gunungan keluar dari keraton.
Warung Makanan Roh Halus bisa menjual lima oncot kembang per hari. Oncot yang dimaksud merupakan sebuah tempat menyerupai jaring yang biasa digunakan untuk membungkus bawang merah dan putih. Satu oncot bunga mawar utuh dibanderol Rp 70.000.
Kembang lainnya yang dijual adalah kantil, kenanga, dan melati. Kenanga dan melati dihitung per kilogram dengan harga Rp 100.000 sampai Rp 150.000. Khusus kantil, harganya mahal dijual satuan, yakni Rp 40.000 per 100 biji.
"Kalau pada hari-hari tertentu bisa 15-25 oncot yang terjual, seperti pada Jumat Kliwon dan Jumat Legi karena banyak orang butuh untuk ritual," ujar Tri.
Warung yang buka dari pukul 05.00 sampai 24.00 WIB ini juga menyediakan bunga tabur untuk nyekar atau berziarah. Satu tempat bunga setaman yang berisi campuran kembang dihargai Rp 20.000 sampai Rp 30.000.
Ia tidak menampik sebagian orang di media sosial menilai warungnya musyrik karena memberi makan roh halus. Namun, ia tidak berpikir demikian. Menurut Tri, ini berkaitan dengan kepercayaan seseorang, apalagi sebagian besar ritual berkaitan dengan tradisi masyarakat Jawa.
Kembang untuk ritual bukan sekadar bunga penghias, melainkan memiliki makna mendalam. Kantil dalam bahasa Jawa berarti menggantung yang berarti selalu memiliki hubungan yang erat walaupun sudah berbeda alam.
Mawar menyimbolkan hati menjadi tawar alias tulus. Artinya, menjalani semua hal tanpa pamrih. Kenanga berasal dari kata keneng atau perintah untuk menggapai. Filosofinya, generasi penerus harus mencontoh perilaku baik dan prestasi yang dicapai leluhur.
Melati mengajarkan untuk berucap dan berbicara dari hati. Lahir dan batin harus sinkron dalam berkata dan bertingkat laku.
Sudah dua tahun terakhir, Tri menyimpan kembang di dalam lemari pendingin. Bunga lebih awet dan bisa bertahan sampai tiga hari.
"Kalau dulu belum ada lemari pendingin, biasanya satu hari saja sudah busuk," kata Tri yang mendapat pasokan bunga dari Boyolali ini.
Selain menjual kembang setaman, Warung Makanan Roh Halus juga menyediakan bunga macan kerah yang berfungsi sebagai penolak sawan. Biasanya, bayi atau balita suka rewel mendadak. Sebagian orang percaya itu karena energi yang tidak baik melekat di tubuh sang anak.
Sebagai penawar, mandi air rebusan bunga macan kerah. Satu paket dibanderol Rp 10.000, terdiri dari rempah-rempah seperti temulawak, temugiring, temuireng, dan kunyit, serta daun salam, pandan, serai, daun kelor, bunga setaman. -----Sumber : Liputan6.com, Yogyakarta----
Berparas Cantik Penjual Cilok Tebet Bikin Warganet ..............