Super Blue Blood Moon dan Fenomena Letusan Krakatau 1883
Suara Kolaka-- Tak lama lagi, Indonesia akan menyaksikan fenomena super blue blood moon pada 31 Januari 2018. Fenomena ini terbilang cukup langka, lantaran gerhana bulan total alias blood moon (Bulan merah darah) berbarengan dengan supermoon (Bulan super).
"Peristiwa ini hanya terjadi 0,042 persen dari keseluruhan purnama atau hanya sekali dalam 2.380 kali purnama (satu kali dalam 192 tahun)," tulis Observasi Bosscha dalam keterangan pers yang diterima kumparan.com, Selasa (30/1).
Saat puncak gerhana blood moon, penampakan bulan akan tampak kemerahan. Namun, lain halnya dengan blue moon. Hasil riset Bosscha menunjukkan penampakan blue moon tidak melulu berwarna biru.
Bulan dapat berwarna kebiruan jika atmosfer bumi dipenuhi debu atau abu berukuran lebih dari 0,7 mikrometer --yang dapat menghamburkan warna merah. Tentunya, hal ini mengingatkan kita pada letusan Gunung Krakatau ratusan tahun silam.
Gunung yang terletak di perairan Selat Sunda itu, meletus dahsyat di tahun 1883. Tsunami dan embusan awan panas yang dipicu oleh letusan gunung, menewaskan ribuan penduduk Hindia Belanda. Bahkan, abu letusan Gunung Krakatau juga sampai di daratan eropa. Pascameletus, penampakan bulan menjadi kebiruan dalam kurun beberapa tahun.
Pada 31 Januari nanti, bulan mulai memasuki bayangan umbra bumi sekitar pukul 18.48 WIB. Di saat itu, bayangan hitam akan muncul di permukaan bulan.
"Sehingga bulan purnama akan tampak berubah bentuk menjadi bulan setengah, bulan sabit, dan pada puncaknya bulan akan terlihat kemerahan (pukul 19.52 hingga 21.08 WIB)," tulis Bosscha.
Penting dibaca :
1. Tahun ini 100 desa di Kabupaten Kolaka Ketiban dana 1,3 M.
2. Ingin Tahu Jumlah Shutter Count Kamera Anda??
3. Tingkatkan Jumlah Pengunjung Web dengan..........
4. Ingin Meningkatkan Rank pada Alexa?? Begini Caranya...