Volume produksi pada 2T22 sekitar 9 persen dan 16 persen lebih rendah bila dibandingkan dengan volume produksi pada 1T22 dan 2T21.
Penggantian atap tanur 1 dan shutdown pemeliharaan penuh pada awal Juni telah menyebabkan produksi pada 2T22 lebih rendah dibandingkan dengan 1T22, sedangkan pelaksanaan pembangunan kembali tanur 4 telah menyebabkan produksi pada 2T22 lebih rendah dibandingkan dengan 2T21.
Secara keseluruhan, produksi pada 1H22 adalah 13 persen lebih rendah dibandingkan dengan produksi pada 1H21 disebabkan oleh adanya pelaksanaan proyek pembangunan kembali tanur 4.
“Dengan senang hati saya informasikan bahwa tanur 4 kami sudah mulai menyala sejak 18 Juni 2022. Pembangunan tanur 4 dilakukan selama enam bulan atau 187 hari. Selama pembangunan berjalan, kami senang tidak ada cedera yang serius terhadap tim proyek”, kata Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur Perseroan.
“Konstruksi direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan untuk memenuhi target proyek dengan mengutamakan keselamatan sebagai nilai kami,” pungkasnya.