Kolaka.Sejumlah petani di Desa Lalosingi Kec. Lalolae Kab. Kolaka mengikuti sekolah lapang (SL) yang digelar oleh Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sulawesi Tenggara yang dibantu oleh Bidang Hortikultura Dinas Pertanian, Peternakan dan Hortikultura Kab. Kolaka. Dalam Sekolah Lapang tersebut Para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Pelangi ini mendapat pelajaran tentang upaya mengantisipasi penggunaan Racun maupun pupuk kimia yang digunakan dalam budi daya tanaman hortikultura (sayur sayuran) seperti yang banyak digunakan oleh petani saat ini.
Salah satu Kelompok Tani yang menjadi sasaran Sekolah Lapang ini, adalah Kelompok Tani Pelangi yang terdapat di Desa Lalosingi Kec. Lalolae Kab. Kolaka. Selain mengantisipasi penggunaan pestisida kimia pada tanaman yang dibudi daya, petani juga diajarkan cara membuat Pestisida Nabati yang berasal dari beberapa tumbuhan yang terdapat di lingkungan masyarakat. Alasannya, pada Pestisida Kimia, terdapat zat zat beracun yang dapat merusak tubuh manusia. Sedangkan Pestisida Nabati dianggap aman bagi manusia yang mengkonsumsi sayur sayuran tersebut karena terbuat dari tumbuhan alami serta tidak mengandung unsur kimia.
Ketua Kelompok Tani Pelangi, Ibrahim Iskandar, saat ditemui dalam sekolah lapang tersebut mengatakan pihaknya sangat bersyukur dengan adanya sekolah lapang yang digelar oleh Bidang Hortikultura ini. alasannya sebab dalam sekolah ini, petani telah mengetahui bahaya yang terkadung dalam tanaman sayur sayuran yang ia budi daya yang disebabkan oleh penggunaan Herbisida Kimia yang banyak dipasaran. Selain itu menurutnya petani juga mengetahui cara membuat herbisida nabati yang aman digunakan oleh petani dan kedepannya akan diterapkan dalam mengembangkan tanaman mereka. “ kedepannya, kami petani di Desa Lalosingi akan menerapkan penggunaan herbisida nabati dalam budi daya tanaman yang kami lakukan. Namun jika penggunaan herbisida nabati ini berhasil digalakkan oleh petani maka diharapkan Pemerintah Daerah Kolaka menerbitkan sebuah Peraturan Daerah tentang larangan masuknya sayur sayuran yang tidak bersertifikasi di pasaran Kolaka agar konsumen dapat merasa aman dalam mengkonsumsi sayuran tersebut, serta terhindar dari zat kimia yang disebabkan oleh Pestisida Kimia yang digunakan saat budi daya tanamannya.” Ujar Ibrahim.
Sementara itu, Samuel Patora, Penyuluh Lapangan dari kantor BP4K Kolaka mengatakan jika tujuan dilaksanakannya Sekolah lapang bagi Kelompok Tani ini agar dapat memberikan pemahaman bagi petani tentang pentingnya meninggalkan pestisida kimia dan menggunakan pestisida Nabati agar semua tanaman yang dihasilkan bisa ramah lingkungan dan aman dikonsumsi bagi manusia.” Saat ini kami menganjurkan kepada petani untuk meninggalkan pestisida kimia karena dalam pestisida kimia terdapat unsur kimia yang dapat ikut dalam tanaman yang menggunakan pestisida kimia tersebut.” Ujarnya.
Rencananya Sekolah Lapang tersebut akan dilaksanakan selama sebulan yang dibagi dalam 4 kali pertemuan. Dan hingga saat ini sudah dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Selama pelaksanaan Sekolah Lapang ini juga dihadiri oleh Hj. Nasma Muhammadong, Pemandu Lapang dan beberapa orang Tim lainnya dari Bidang Hortikultura Dinas Pertanian, Peternakan dan Hortikultura Kab. Kolaka. (Rul)
Salah satu Kelompok Tani yang menjadi sasaran Sekolah Lapang ini, adalah Kelompok Tani Pelangi yang terdapat di Desa Lalosingi Kec. Lalolae Kab. Kolaka. Selain mengantisipasi penggunaan pestisida kimia pada tanaman yang dibudi daya, petani juga diajarkan cara membuat Pestisida Nabati yang berasal dari beberapa tumbuhan yang terdapat di lingkungan masyarakat. Alasannya, pada Pestisida Kimia, terdapat zat zat beracun yang dapat merusak tubuh manusia. Sedangkan Pestisida Nabati dianggap aman bagi manusia yang mengkonsumsi sayur sayuran tersebut karena terbuat dari tumbuhan alami serta tidak mengandung unsur kimia.
Ketua Kelompok Tani Pelangi, Ibrahim Iskandar, saat ditemui dalam sekolah lapang tersebut mengatakan pihaknya sangat bersyukur dengan adanya sekolah lapang yang digelar oleh Bidang Hortikultura ini. alasannya sebab dalam sekolah ini, petani telah mengetahui bahaya yang terkadung dalam tanaman sayur sayuran yang ia budi daya yang disebabkan oleh penggunaan Herbisida Kimia yang banyak dipasaran. Selain itu menurutnya petani juga mengetahui cara membuat herbisida nabati yang aman digunakan oleh petani dan kedepannya akan diterapkan dalam mengembangkan tanaman mereka. “ kedepannya, kami petani di Desa Lalosingi akan menerapkan penggunaan herbisida nabati dalam budi daya tanaman yang kami lakukan. Namun jika penggunaan herbisida nabati ini berhasil digalakkan oleh petani maka diharapkan Pemerintah Daerah Kolaka menerbitkan sebuah Peraturan Daerah tentang larangan masuknya sayur sayuran yang tidak bersertifikasi di pasaran Kolaka agar konsumen dapat merasa aman dalam mengkonsumsi sayuran tersebut, serta terhindar dari zat kimia yang disebabkan oleh Pestisida Kimia yang digunakan saat budi daya tanamannya.” Ujar Ibrahim.
Sementara itu, Samuel Patora, Penyuluh Lapangan dari kantor BP4K Kolaka mengatakan jika tujuan dilaksanakannya Sekolah lapang bagi Kelompok Tani ini agar dapat memberikan pemahaman bagi petani tentang pentingnya meninggalkan pestisida kimia dan menggunakan pestisida Nabati agar semua tanaman yang dihasilkan bisa ramah lingkungan dan aman dikonsumsi bagi manusia.” Saat ini kami menganjurkan kepada petani untuk meninggalkan pestisida kimia karena dalam pestisida kimia terdapat unsur kimia yang dapat ikut dalam tanaman yang menggunakan pestisida kimia tersebut.” Ujarnya.
Rencananya Sekolah Lapang tersebut akan dilaksanakan selama sebulan yang dibagi dalam 4 kali pertemuan. Dan hingga saat ini sudah dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Selama pelaksanaan Sekolah Lapang ini juga dihadiri oleh Hj. Nasma Muhammadong, Pemandu Lapang dan beberapa orang Tim lainnya dari Bidang Hortikultura Dinas Pertanian, Peternakan dan Hortikultura Kab. Kolaka. (Rul)