google.com, pub-3025914915219646, DIRECT, f08c47fec0942fa0 suarakolaka: Warga Keluhkan Jalan Licin di Pomalaa.

Total Pengunjung

Kamis, September 29, 2011

Warga Keluhkan Jalan Licin di Pomalaa.

Kolaka.Aktivitas tambang di Sulawesi Tenggara Kabupaten Kolaka  khususnya di wilayah pomalaa tak hanya menyisahkan masalah sosial  tapi juga mengurai kemacetan panjang jalur Kabupaten Kolaka menuju Kabupaten Bombana.
hal yang sangat memiriskan terlihat saat musim hujan tiba di jalan poros antara Desa Tambea dan Desa Sopura Kec. Pomalaa. Saat awak media ini melntas di jalan tersebut, Ratusan kendaraan roda empat maupun roda dua terjebak macet di jalan poros kolaka menunju kabupaten bombana tempatnya di kecamatan pomalaa  desa tambea, kemacetan panjang tersebut terjadi karena sejumlah kendaraan baik roda empat maupun roda dua tak bisa bergerak maju akibat licinnya jalan utama yang kini lebih banyak dikuasai angkutan truk tambang yang setiap detik menutupi bahu jalan.



selain hujan, pada musim kering, penyebab licinnya jalan negara tersebut karena setiap saat mobil tangki dari perusahaan tambang yang beroperasi diwilayah tersebut melakukan penyiraman badan jalan untuk menutupi polusi debu yang bisa membahayakan pengendara, namun sebaliknya, penyiraman debu justru menciptakan masalah baru yakni jalanan licin hingga mengakibatkan sejumlah kendaraan tak bisa bergerak maju. Bahkan beberapa kendaraan yang memaksa merangsek maju justru terperosok ke pinggir jalan.

salah seorang pengendara sepeda motor menyesalkan tidak adanya upaya perbaikan jalan yang benar, Yusriadi menilai kerusakan jalan negara karena digunakan sepenuhnya oleh angkutan truk tambang yang seharusnya tidak boleh menggunakan jalan Negara sebagai jalan produksi, tetapi apa yang terjadi di didaerah ini pemerintah justru membiarkan perusahaan tambang seenaknya merusak jalanan dengan memberikan keleluasan untuk melalui jalan protokol. “ kami sangat terganggu dengan aktifitas kendaraan tambang yang menggunakan jalan protocol sebagai jalan produksi. Selain itu tingkat kecelakaan sangat rentan terjadi di jalur ini.” ujarnya.
Hal serupa juga diakui oleh Rahman. Warga Desa Tanggetada ini mengaku jika ia pernah tergelincir akibat jalan yang berlumpur karena telah disiram oleh kendaraan tambang. “ pokoknya serba salah. Musim hujan jalan licin, musim kering jalan berdebu. Akibatnya masyarakat yang dapat dampaknya. Saya berharap Pemerintah Kabupaten Kolaka bertidak tegas bagi perusahaan tambang untuk tidak menggunakan jalan umum sebagai jalan produksi.  Sebab bagaimanapun juga hanya masyarakat yang merasakan dampak buruk dari penggunaan jalan ini. kalau Pejabatkan kan tidak merasakannya karena mereka menggunakan kendaraan mewah jadi kemungkinan hal ini penyebab Pemerintah Kolaka untuk enggan menegur perusahaan disini. (RL)