Kolaka. Gerakan Nasional (Gernas) Budi daya perkebunan Kakao Kab. Kolaka yang dimulai sejak tahun 2009 yang lalu kini telah membuahkan hasil. tak tanggung tanggung hasil perkebunan ini mencapai 3.000 kg (3 Ton) per hektar per tahun yang terdapat di Kecamatan Mowewe.
Sementara untuk kecamatan lainnya seperti Ladongi, hanya mencapai 800 hingga 1.000 kg perhektar pertahun. Tingginya hasil produksi kakao dari hasil program Gernas memang sangat jauh berbeda dari hasil produksi kakao lokal (non Gernas) yang hanya mencapai 500 kg per hektar per tahun. Hal ini disebabkan sebab hasil produksi Kakao yang berasal dari program Gernas mampu menghasilkan buah basah (pot) hingga 90 buah per pohon. Sementara jika Kakao non Gernas hanya mencapai 20 pot per pohonnya.
Menurut Kasim Madaria, Kepala Dinas Perkebunan Kab. Kolaka mengatakan Luas lahan tanaman Kakao Kolaka saat ini adalah 92.368 ha, yang tersebar di hampir 20 kecamatan yang ada. namun Sejak tahun 2009 sampai 2011, tercatat baru sekitar 19.100 ha yang sudah tersentuh oleh program Gernas. Program ini meliputi Peremajaan, Rehabilitasi (sambung Samping) dan Intensifikasi. dari jumlah luas lahan diatas, tersebar di 19 kecamatan kecuali Kecamatan Pomalaa. “ dari hasil Gernas kakao tahap pertama tahun 2009, saat ini sudah mampu menghasilkan produksi hingga 3 ton per hektar, dengan asumsi bahwa dalam dalam 1 pohon mampu menghasilkan 90 buah basah, jika luas tanaman mencapai 1 ha ditanami 1.000 pohon, maka dapat dihasilkan berat kakao kering hingga 3.000 kg, karena dalam 1 kg kakao kering mencapai 30 pot buah basah. “ujar Kasim.
Sementara itu, H. Bunadi, salah seorang petani Kakao di Desa Ulu Mowewe Kec. Mowewe Kab. Kolaka yang telah melakukan panen hasil program Gernas Kakao tahap pertama tahun 2009 mengatakan saat ini lahan yang ia panen seluas lahan 1,5 ha yang berisi sekitar 1.400 pohon. Sejak kakaonya berbuah, dirinya sudah berhasil melakukan panen 3 kali panen dengan hasil sebanyak 18 karung yang jika telah dikeringkan dapat mencapai 100 kg. “dari hasil panen ini kami bisa menghasilkan sebesar 1.800 kg biji kakao kering.” Ujar Bunadi. Diakuinya, Meski dalam perawatan tanaman Kakao hasil Gernas ini harus dilakukan secara optimal dan sungguh sungguh, utamanya disaat pemumupukan dan pembersihannya yang harus dilakukan 3 bulan sekali. Namun hasil yang diperoleh juga sangat memuaskan dibanding dengan kakao non Gernas yang hasilnya sangat kurang. Ujar Bapak 5 orang anak ini.
Sementara itu, H Imran, salah seorang Pengusaha Jual Beli hasil Bumi utamanya Kakao di Kec. Mowewe mengatakan saat ini hasil panen kakao yang terbesar di Kec Mowewe berasal dari lahan milik H. Bunadi. Selain itu hasil kakao dari petani ini mutunya sangat baik. “ Untuk harga kakao saat ini yang dibeli langsung dari petani sebesar Rp. 20.200 per kg dengan tingkat kadar air 7 persen. Sementara jika pembelian yang dilakukan langsung ke gudang sebesar Rp. 21.200 per kg. “ ujar H. Imran untuk saat ini hasil produksi kakao Kec. Mowew yang masuk ke gudang kami bisa mencapai 2.000 kg (2 ton) per hari. Karena tingginya hasil produksi tersebut, terpaksa kami hanya menjualnya ke Pedagang Besar di Kolaka, karena jika akan dikirim ke Makassar, maka dipastikan akan mengalami keterlambatan karena hasil produksi yang sangat besar. Dan bisa mengakibatkan kerugian pada pedagang.
Menaggapi hasil produksi Gernas Kakao dikalangan petani yang dianggap berhasil, Bupati Kolaka H. Buhari Matta yang ditemui mengatakan, dengan terlihatnya hasil produksi Kakao petani yang begitu memuaskan, dirinya terus memberikan dukungan kepada petani untuk memanfaatkan lahan perkebunannya secara optimal. “ saya mengharapkan kepada petani untuk memanfaatkan lokasi yang masih kosong untuk ditanami tanaman perkebunan. Namun saya juga meminta jangan mengganti tanaman Kakao yang sudah ada dengan tanaman lain. “ ungkap Buhari Matta. Ditambahkannya, Setiap tahun Kab. Kolaka dikenal dengan lahan Kakao yang terluas di Sulawesi Tenggara namun karena lahan yang luas itu belum seluruhnya tersentuh program Gernas ini disebabkan petani terkendala oleh dukungan dana. Untuk itu, kedepannya, kami beserta jajaran terkait dan kalangan perbankan akan duduk bersama untuk mencari solusi agar kendala yang dirasakan oleh petani dapat teratasi. Ujarnya. (RL)