google.com, pub-3025914915219646, DIRECT, f08c47fec0942fa0 suarakolaka: Perjuangan Mengubah Sebuah Kandang Menjadi Gedung Sekolah.

Total Pengunjung

Jumat, Maret 21, 2014

Perjuangan Mengubah Sebuah Kandang Menjadi Gedung Sekolah.

Prestasi Yang Tak Kunjung Henti Punya Ratusan Siswa
Laporan : Hasrul Columba

Siapa yang menyangka jika sebuah gedung  milik Yayasan Pendidikan Islam Ar Rahman di Kelurahan Dawi-Dawi Kecamatan Pomalaa adalah sebuah gedung sekolah Madrasah Tsanawiah dan Aliayah  yang kini menjadi sebuah lembaga pendidikan yang banyak menorehkan prestasi hingga ke tingkat nasional. padahal dahulu kala, sekolah ini hanyalah sebuah kandang kambing yang kumuh dengan dinding kayu dari papan bekas mesin gergajian. tapi itu dulu. sekarang bangunannya telah  bertingkat dan mewah karena tuntutan melonjaknya  jumlah siswa setiap tahun, karena itu pula pihak sekolah agama itu akan merelokasi bangunan sebab kini tak lagi memiliki halaman sekolah untuk kegiatan ekstra kurikuler dan upacara bendera.
 

Membandingkanya  dengan gedung-gedung sekolah lainnya di daerah kita, bangunan yang terletak di Jalan Mesjid Nurul Yakin itu tak tampak layaknya seperti bangunan sekolah lainnya. Sebab yang terlihat hanya sebuah bangunan panjang yang bertingkat  dengan arsitektur yang mirip rumah tinggal.Walau dipagar tembok dengan tirai-tirai besi sekeliling layaknya banguan sekolah modern, namun tetap tak menampakkan jika gedung itu adalah sebuah sekolah, sebab  tak ada halaman sedikitpun untuk kegiatan sekolah.

Hanya sebuah papan penanda yang terpasang di salah satu sudut bangunan itu yang bertuliskan “YAPIRA, Yayasan Pendidikan Islam Ar-Rahman, MA dan MTS Nurul Yaqin Dawi-Dawi”   yang menandankan jika bangunan itu ternyata sebuah sekolah yang bebrbasis pendidikan Agama. “Itu sekolah pak, tingkat Tsanawiah dan Aliah, banyak muridnya itu, sudah lamami ini sekolah,” ucap Ramli, seorang warga yang kebetulan melintas ketika penulis sedang asaik mengabadikan gambar sekolah itu .

Lalu bangaimana sekolah itu menjalankan kegiatan proses belajar mengajar dengan fasilitas seperti itu ?.  Dengan berbekal sedikit cerita dari pak Ramli itu, saya pun  tertarik menemui pimpinan yayasan itu untuk mengetahui apa sebenarnya daya tarik sekolah swasta itu hingga ratusan siswa punya minat untuk mengenyam pendidikan disitu.

Namun siang itu (Senin17/03), saya hanya bertemu dengan Ibu Mardiah Dematadju, yang tak lain adalah  Kepala Sekolah Madrasah Aliyah di Yayasan itu. Berdasarkan penuruturannya, bahwa sekolah itu mulai dibangun pada tahun 1987 melalui ide dari Bapak  Abdul Rahman dengan diawali membentuk sebuah Yayasan yang bernama Yayasan Pendidikan Islam Ar-Rahman.  “Mungkin karena Bapak Abdul Rahman yang punya ide sehingga namanya diabadikan menjadi nama yayasan ini,” papar Kepala Sekolah yang sudah puluhan tahun mengajar di sekolah ini.  

Dia juga menceritakan bahwa,  awalnya sekolah ini hanya mengelola pendidikan jenjang Tsanawiyah atau setingkat dengan SMP saja. “ Dulu pertamnaya hanya ada delapan orang siswa dari dawi-dawi, belakangan setelah berkembang,  jenjang pendidikannya pun bertambah dengan dibukanya Madrasah Aliyah atau setingkat dengan SMA,” kisahnya.

Mardiah juga menuturkan bahwa lokasi bangunan sekolah itu juga awalnya adalah sebuah lokasi kandang  kambing milik warga setempat  yang kemudiah di hibahkan kepada yayasan untuk dibangunkan sekolah. “Kandang kambing dulu ini, punya masyarakat disini,” katanya. Seiring perjalanan  waktu, sekolah inipun mulai berkembang.

Dari penuturan Mardiah, juga terungkap jika proses menjadi sebuah sekolah yang cukup layak penuh dengan perjuangan. “Ceritanya pertama sekolah ini hanya ada delapan orang saja siswanya, bangunanya dari papan, itupin sisa-sisa kayu atau orang sini bilang bangkuli dipake dindingnya,” paparnya .

Perjuangan dari para pendiri Yasayan yang tak pernah surut untuk mengembangkan sekolah itu rupanya membuahkan hasil. “Untuk tahun ini saja, di tingkat MA sekolah ini memiliki siswa sebanyak 105 siswa, kalau tingkat Tsanawiahnya juga sudah ratusan,” ungkapnya.  Menurutnya pula dari tahun ketahun banyak sekali peminat yang ingin mengenyam di sekolah itu, namun karena keterbatasan fasilitas gedung, terpaksa dibatasi.

Dan rupanya karena berbagai prestasi yang pernah ditorehkan oleh para alumni dan siswa di sekolah itu, membuat jumlah peminat selalu melonjak setiap tahunnya. “Alumninya juga telah banyak yang berhasil menjadi bidan, polisi dan TNI dan karyawan, pernah  Juara MTQ seperti pemegang juara cabang  Tartil Quran yang sampai saat ini masih juara satu,” ungakpnya. Bahkan tercatat  pada tahun lalu, salah satu siswa sekolah ini pernah menjadi juara tiga pada Olimpiade Biologi tingkat nasional.  Dan jangan sangka, meski tak memiliki halaman sekolah, kegiatan ekstra kokurikuler siswa Marching Band Sekolah ini masih menjadi yang terbaik di lingkup Kecamatan Pomalaa.

Meski dengan jumlah kelas yang hanya 15 ruangan saja yang membuat sekolah itu sudah tidak mampu lagi menampung siswa diatas 300 siswa, pihak sekolah masih optimis jika YAPIRA akan tetap eksis di dunia pendidikan dan meraih prestasi.

Mardiah juga mengatakan bahwa pihak Yayasan sedang mengusakan untuk mencari lokasi lainnya untuk merelokasi sekolah itu.  Dia juga mengakui,  karena terbatas dengan lokasi yang sangat sempit di sekolah itu tidak pernah melakukan  upacara bendera. “ Kita tetap memberikan pendidikan kewarganegaraan pada setiap pagi  yang dilakukan didalam mesjid yang berdekatan dengan sekolah, Tujuannya agar nilai nilai Pancasila tidak dilupakan oleh siswa,” tutup Mardiah. **