google.com, pub-3025914915219646, DIRECT, f08c47fec0942fa0 suarakolaka: April 2014

Total Pengunjung

Senin, April 21, 2014

Harga "Miring" Petani Rumput Laut Resah

Kolaka-SK.

Menurunnya Harga rumput laut beberapa hari ini membuat sejumlah petani rumput laut di Desa Tobua 1 Kecamatan Wundulako kecewa. pasalnya belum saja petani menikmati manisnya harga hasil budidaya mereka, tiba-tiba harga rumput laut itu kembali merosot dikisaran 1.600 rupiah per kilogramnya. padahal sebelumnya harga rumput laut kering mereka sempat  meninggi pada kisaran 1.700 rupiah perkilogram. namun sayangnya harga tersebut hanya bertahan beberapa bulan saja, dan setelah itu kembali merosot.

BNNK Kolaka Sambangi Sekolah Terkait Narkoba

Kolaka-SK.

Peredaran Gelap dan Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan pelajar akhir-akhir ini memang cukup memprihatinkan, bukan saja bagi kalangan masyarakat luas, namun termasuk pula bagi kalangan pelajar. pihak di sekolah mengakui dengan  pengetahuan yang diperoleh oleh siswa setelah mengikuti sosialisasi dapat menjadi filter dalam kehidupannya sehari-hari, baik pada lingkungan sekolah maupun pada lingkungan keluarganya. selain itu siswa juga dapat  mengetahui bahaya yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan Narkoba.

Kamis, April 17, 2014

Miris, Nasib Keluarga Miskin Di Desa Hakatutobu Pomalaa

Tinggal Di Gubuk Tua, Dinding dan Atapnya Dari Terpal Bekas

Kolaka, SK

Hidup sebagai keluarga miskin memang tak ada yang menginginkannya, apalagi tanpa adanya perhatian Pemerintah yang membantu meringankan beban yang mereka rasakan. adalah Tarip (57), salah satu keluarga miskin yang tinggal di Desa Hakatutobu Kecamatan Pomalaa. Tarip yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan ini, harus rela tinggal bersama isteri dan dua orang anaknya di gubuk reot yang atap dan dindingnya hanya tertutup dengan terpal bekas penutup ore nikel yang diberikan oleh salah seorang warga di desa itu. akibatnya berbagai keterbatasan dan kesulitan mesti ia rasakan termasuk saat hujan terjadi, seluruh bagian rumahnya tersipam hujan lantaran terpal yang digunakan terkoyak oleh angin kencang. apalagi saat ini ketika usia terpal yang mereka harapkan sebagai penggati atap rumahnya seluruhnya telah rapuh dan sobek karena termakan usia.