Baca Juga :
- Doa Yang Terkabul Dari Puncak Sea
- Lima Tahun, Lokasi Kumuh Di Kolaka Tuntas
- Air So Dekat, Tangis Warga Pun Berubah Jadi Senyum
Sejak berkiprah di program pemberdayaan masyarakat, Pria
berumur 51 tahun ini memang sudah malang melintang di sejumlah wilayah Sulawesi Tenggara. Bukan hanya di Kabupaten
Kolaka tempat dia mengabdikan diri, namun di sejumlah daerah seperti Kabupaten
Bombana, Kota Kendari serta Kolaka Utara juga pernah menjadi ladang pengabdiannya.
Berawal menjadi fasilitator memang bukanlah hal yang gampang
pada suatu program pemberdayaan masyarakat, Sebab ada seribu satu karakter
warga yang harus mendapat perhatian. Selain itu berhasil atau tidaknya sebuah
program juga ditentukan oleh fasilitatornya.
Namun dengan keuletan, ketekunan serta kesadarannya dalam mengentaskan kawasan kumuh di
daerahnya, Sulawesi Tenggara, dirinya tak punya kata pantang menyerah.
“Kawasan kumuh itu pasti akan selalu ada, namun kita
tak boleh menyerah dalam upaya pengentasannya. Kita harus sikapi dengan tekad
dan kerja keras secara bersama sama dengan melibatkan pemerintah, stakeholder dan
masyarakat. Dengan kolaborasi itu Insya Allah Gerakan 100-0-100 yaitu 100
persen akses universal air minum, 0 persen permukiman kumuh, dan 100 persen
akses sanitasi layak akan dapat terwujud,” terang Alumni Institut Agama Islam
Negeri Makassar ini. (*)